SUMBER SELENIUM BAGI HEWAN TERNAK

Dalam kelangsungan hidup hewan ternak ada beberapa factor yang mendukung antara lain tanah, air dan tanaman dimana factor ini merupakan sumber dari selenium. Jika ketersediaan selenium di sumber-sumber tersebut maka ternak akan terjamin kesehatannya tentunya sesuai dengan kadar yang telah ditentukan.


1. Ketersediaan Selenium dalam Tanah


Tanah merupakan sumber utama unsur mineralbagi tanaman dan ternak (Volweiss, 1978). Ketersediaan untuk mineral tertentu dalam tanah beragam keberadaannya, ada yang kurang adapula yang lebih. Selenium misalnya di Amerika kadar selenium dalam tanah mencapai 40 mg/kg, padahal kadar Selenium dalam tanah yang ≥0,5 mg/kg dalam tanah dikatakan berbahaya dan beracun(toksik) (Lloyd et al, 1984).


Selenium adalah suatu unsur yang mudah membentuk suatu kelompok bila berikatan dengan mineral yang lain dan bahan organik lainnya. Ikatan komplek elektrovalen. Ini berguna dalam penyerapan kation secara elektrostatik (Volkweiss,1987). Dinyatakan pula BAHWA Se, P, Mo, Si, B diserap dalam bentuk anion yaitu salah satunya berikatan dengan Al dan Fe dalam tanah.



Menurut Bohn(1982) dan Georgievskii(1982) selenium terdapat dalam bentuk Selenat(SeO2-4) dan Selenit(SeO-3) yang mempunyai perangai yang lebih lemah dari Sulfur(S) karena itu selenat san selenit dapat ditahan bersama sulfur dalam tanah dalam bentuk anion.

2. Ketersediaan Selenium dalam Air

Air tidak dapat dipisahkan dari tanah karena cadangan air disimpan dalam tanah sebagai air tanah. Dengan demikian antara ketersediaan selenium dalam tanah dan air.

Air merupakan salah satu sumber dari unsur mineral bagi ternak karena air dapat melarutkan ion-ion. Kadar Se dalam air permukaan menurut Shirley(1978) adalah sekitar 0,016 ug/l dan paling brendah disbanding unsur mineral yang terkandung dalam air lainnya. Menurut Bohn et al (1979) memperkirakan bahwa, jika konsentrasi ion Se dalam air yang diminum oleh ternak sebesar 0,05 mg/l, maka ternak akan keracunan.

3. Ketersediaan Selenium dalam Tanaman

Ketersediaan Selenium dalam tanaman erat kaitannya dengan ketersediaan Selenium dalam tanah dan air. Secara umum ketersediaan unsur mineral dalam tanaman (M) bermula dari konsentrasi unsur dalam tanah yaitu dalam bentuk padat dan berikatan dengan senyawa-senyawa organik (M-solid). Kemudian sejumlah kecil proporsi yang bebas dalam bentuk larutan (M-solution). M solusion inilah yang akan diserap oleh akar tanaman untuk dialirkan ke seluruh jaringan tanaman(M-tanaman) dalam proses xylem (Soepardi, 1983).

Selain factor tanah dan spesies tanaman, ketersediaan selenium dalam tanaman juga dipengaruhi oleh umur tanaman, tingkat produksi serta iklim. Sedangkan pada daerah padang penggembalaan bergantung pada pengelolaannya yang teratur (Ammerman et al, 1978).
Para pakar seperti yang ditulis oleh Church (1971), Stadman (1979), Ammerman et al (1978), dan Liener (1980), membagi tanaman menjadi tiga kelompok berdasarkan kadar selenium yang dikandung antara lain :
a. Tanaman berselenium tinggi (±10.000 ppm).
b. Tanaman yang mengandung ratusan ppm Se
c. Tanaman yang mengandung ≤ 30 ppm Se
Makanan yang mengandung 5,0 mg/ Se kg bahan kering dapat membahayakan ternak (Tillman et al 1984).
PERANAN SELENIUM BAGI KEHIDUPAN HEWAN TERNAK

1. Fungsi Selenium



Selenium berfungsi antara lain sebagai :
a. Antioksidan untuk komponen/ bahan pembentuk enzim Glutathione Perooksidase (GSH-Px) yang memiliki reaksi sebagai berikut :
2 GSH+ H 2 O 2 ---------GSH-Px → GSSG + 2 H 2 O 2 GSH + H 2 O 2 --------- GSH-PX → GSSG + 2 H 2 O


b. Daya kebal tubuh (Noguchi et al. 1973 ; Combs dan Pesti. 1976 ; Georgievskii, 1982 ; Oldfield, 1985 ; Mason dan Weaver, 1986 ; Mercurio dan Combs, 1987)


c. Reproduksi hewan/ternak (Oldfield, 1985 ;Debskii et al, 1987 dan Piliang, 1988.


d. Merangsang tumbuh kembang serta produksi wool pada Domba


DISTRIBUSI SELENIUM DALAM JARINGAN TUBUH HEWAN TERNAK

Kadar Selenium (ppm berat basah) setiap jenis ternak tidak sama. Keragaman antar ternak dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, jumlah Selenium yang ditambahkan ke dalam ransom dan lain sebagainya. Sedangkan pada pada satu ternak, ternyata kadar selenium pada jaringan juga berbeda-beda. Kadar Selenium tertinggi pada ginjal, kemudian pada hati jantung dan otot rangka (Ullrey, 1987), sedangkan menurut Georgievskii(1982) yang mensiter hasil penelitian para pakar melaporkan kadar selenium tertinggi pada ternak domba mulai dari ginjal, hati, pancreas limpa, jantung, otot rangka, paru-paru otak, kuku, dan rambut.

Melihat kenyataan itu tampaknya distribusi selenium pada jaringan hewan ternak sebagian besar ada di dalam ginjal dan hati.

ADSORPSI DAN EKSRESI SELENIUM PADA HEWAN TERNAK

Adsorpsi utama Selenium ada di dalam duodenum, sebagian kecil di usus halus (Georgievskii, 1982). Dinyatakan bahwa monogastrik lebih efisien (85%) menyerap selenium dibandingkan poligastrik(35%), sebab di dalam rumen terjadi reduksi selenit menjadi bentuk sukar larutdalam rumen (Piliang, 1988).

Banyak factor yang mempengaruhi penyerapan Selenium antara lain adalah :


  • Dosis Selenium dalam ransom
    Penelitian pada babi oleh Ullrey (1987) mendapatkan hasil bahwa ada hubungan positif antara dosis Selenium dalam ransom(ppm) dengan konsentrasi Selenium (ppm berat basah) karkas Babi yang diberi makan dengan dosis yang berbeda-beda. Hubungan tersebut dinyatakan dalam persamaan:
    Se karkas = -0,281 + 0,9602 Se Ransum (ppm)
    (ppm berat basah)
    Dengan koefisien berat korelasi r = 0,95


  • Bentuk sumber selenium
    Hasil penelitian Deagen et al (1987) ternyata bahwa dugaan semula yang menyebutkan selenium organik akan diretensi oleh tubuh yang lebihtinggi dari pada Selenium anorganik tidak semuannya tepat untuk seluruh keadaan, tetapi tidak untuk jaringan tertentu keadaannya berbeda.

  • Factor lain
    Factor lain yang mempengaruhi adsorbsi selenium adalah keberadaan unsur lain dalam makanan yang dimakan seperti mineral S, Mo, Cu, Cd, Fe, Mn, Zn, Pb, Hg, As, dan Si serta nutrisi lainnya seperti vitamin E dan sebagainnya.
    Eksresi Selenium menurut Georgievskii(1982) melalui feses dan urin. Pemberian Selenium sekitar 60 % di atas kebutuhan maka ekskresi untuk semua jenis hewan adalah bersama urin, hanya 5-7% bersama feses dan 4-10% yang keluar melalui pernafasan.
KEBUTUHAN, KEKURANGAN DAN KELEBIHAN SELENIUM

1. Kebutuhan
Kebutuhan Selenium pada berbagai jenis hewan ternak tidak besare keragaman/kisarannya dengan kadar keracunan selenium (kisarannya 1,00 - 10 ppm). Hal ini memberi petunjuk bahwa setiap jenis ternak memiliki daya kekebalan terhadap Selenium yang berbeda-beda.

2. Kekurangan
Data tentang kadar kekurangan Selenium jarang dicantumkan oleh para pakar tetapi jika lebih dari kebutuhan yang dianjurkan maka akan menimbulkan kekurangan Selenium pada hewan ternak.
Penyakit White muscle(myopathy) dan pada Domba disebut ‘stift lamb diseases” dilaporkan oleh pakar terjadi pada ruminansia di AS, Australia dan New Zealand, yang digembalakan terus menerus. Ternak yang menderita penyakit ini kadar Selenium dalam darah di bawah normal (rendah) yang disebabkan oleh adanya hubungan dengan rendahnya aktivitas enzim GSH-Px.
Begitu pula akibat kelebihan selenium maka akan menyebabkan penyakit pada hewan ternak diantaranya:
a. Blind Staggers
Liener (1980) mengemukakan bahwa keracunan Se “Blind Staggers” disebabkan ternak tersebut memakan makanan yang banyak menimbun selenium. Agen penyebabnya diduga Metilselenosistein (CH3Se-CH2-CH(NH2)-COOH).
b. Alkali Diseases
Merupakan keracunan Selenium akibat memakan tanaman yang mengandung ikatan Selenium dan Protein.
c. Keracunan Selenium akibat makan Selenat, atau Selenit dalam jumlah besar.

Diposting oleh M@x_iz_J-Rock'star

0 komentar:

Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates